Sabtu, 05 Februari 2011

Melirik Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga dan Limbah Industri*

Oleh: Halimatusa'diah

Selama ini sampah identik dengan kotor, bau, dan merusak lingkungan. Namun sekarang, seiring meningkatnya pencemaran lingkungan dari berbagai sektor, kesadaran berbagai pihak tentang pentingnya lingkungan hidup pun sejalan meningkat juga. Sampah tidak lagi dijadikan sesuatu yang tidak berguna, tetapi menjadi berdaya dan berhasil guna

Mendengar kata sampah, memang seperti hal yang sepele. Tetapi tahukan anda? Sampah yang sepele itu bisa menjadi sangat berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup kita. Anda ingat kejadian meledaknya TPA Bantar Gebang pada beberapa tahun silam?Ledakan itu terjadi karena reaksi bahan kimia dari tumpukan sampah yang sudah menggunung, akibatnya beberapa pemulung tewas saat itu. Kemudian banyaknya daerah yang terkena banjir di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Asal kita tahu, banjir bukan bencana alam, banjir adalah bencana yang dibuat oleh manusia tanpa sadar. Banjir terjadi akibat dari pola hidup masyarakat membuang sampah ke sungai. Coba kita tengok saja, kita akan merasa jijik melihat sungai daerah Ciliwung, Cikapundung, dan Citarum, sungguh memprihatinkan, airnya kotor dan dijejali sampah plastik dan steroform. Itulah sampah, dipandang sepele. Menyepelekan hal yang sepele itu justru akan menimbulkan hal yang sangat tidak sepele. Kalau begitu, kita semua pasti tidak ingin timbul hal yang tidak sepele dari hal yang sepele tadi, maka jalan satu-satunya adalah tidak menyepelekannya, bersahabatlah dengan sampah.

Ya, bersahabat dengan sampah. Mulai dari saat ini, mari kita rubah mindset kita jika sampah itu tidak berguna. Mari kita lihat sisi lain dari sampah, mari kita manfaatkan kegunaan sampah yang lain, mari kita berbuat sesuatu mendayagunakan sampah. Insyaallah, jika sudah begitu, sampah tidak akan membuat hal yang tidak sepele.

Baiklah, saya yakin, kita semua ingin mendayagunakan sampah tetapi hanya tidak tahu saja caranya seperti apa. Sebelum kita mendayagunakan sampah, kita harus tahu dulu jenis-jenis sampah itu seperti apa. Sampah terbagi menjadi tiga, yaitu sampah organik; sampah anorganik; dan sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sampah organik merupakan sampah yang bisa diuraikan kembali, sampah anorganik merupakan sampah yang sulit diuraikan, bahkan tidak dapat diuraikan, dan sampah B3 adalah sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun (fitriyahasanah.co.cc).

Berdasarkan pengertian dari jenis-jenis sampah tersebut, kita bisa mengelompokkannya dan melihat penanggulangan serta pemanfaatannya.
Cara yang umum menanggulangi jenis-jenis sampah tersebut adalah dengan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Secara garis besar, reduce artinya mengurangi, reuse artinya menggunakan kembali, dan recycle artinya mendaur ulang. Dan disini saya ingin lebih menekankan pada recycle, atau mendaur ulang jenis-jenis sampah yang telah saya sebutkan tadi.

Karena perumahan adalah hal yang terdekat dengan kita, maka disini saya akan lebih mendalami bagaimana caranya memanfaatkan sampah rumah tangga. Baiklah, kita mulai dari jenis sampah yang pertama, yaitu sampah organik di rumah tangga. Contoh jenis sampah ini adalah: sisa-sisa makanan, sayuran, dan kotoran manusia. Apakah sampah-sampah ini bisa didaur ulang? Jawabannya tentu sangat bisa. Cara mendaur ulang jenis sampah tadi adalah dengan dijadikan pupuk kompos.
Cara membuat pupuk kompos tidak terlalu sulit, tinggal menyiapkan tempat dan beberapa bahan. Yaitu membuat bak pengomposan, abu dapur/abu kayu, dan kotoran memamah biak. Proses membuatnya adalah pencampuran bahan-penyimpanan-pengecekan-penjemuran, pupuk pun sudah siap pakai.


Yang kedua adalah jenis bahan anorganik sampah rumah tangga. Apa saja contoh sampah jenis ini? Contohnya adalah: kaleng bekas, botol bekas, kertas, dan kemasan plastik. Cara mendaur ulang sampah jenis ini adalah dengan menjadikannya sebagai sebuah kerajinan. Seperti tas, dompet, tempat HP,hiasan dinding, serta keranjang. Prosesnya sangat mudah, bisa dilakukan kapanpun. Alur prosesnya adalah pemisahan sampah-pencucian-pembentukan pola-proses menjahit/membentuk, dan kerajinan dari sampah plastik pun siap untuk di pakai. Kemudian sampah botol, bisa dijadikan hiasan dinding, dan kaleng bisa dipergunakan kembali sebagai wadah.

Ketiga, adalah sampah B3 rumah tangga, contohnya batu batre dan bohlam lampu. Menanggulangi sampah jenis ini memang sulit, sampah jenis ini tidak bisa didaur ulang, namun penanganannya adalah dengan hanya disimpan saja, karena belum ada cara untuk mendaur ulang sampah jenis ini.
Jadi, setelah melihat bagaimana pemanfaatan jenis-jenis sampah tadi, kita tidak perlu membuang sampah ke sungai lagi, kita tidak usah membakar sampah-sampah tadi dan menyebabkan pencemaran udara lagi. Tinggal didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pupuk kompos untuk sampah organik, dan berbagai macam kerajinan untuk sampah nonorganik.

Bagaimana Dengan Limbah Industri?
Sama halnya dengan limbah rumah tangga, limbah industri juga menyumbangkan pencemaran yang sangat besar bagi lingkungan. Limbah industri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu padat, cair, dan gas. Kebanyakan dari limbah industri adalah mengandung b3, sehingga Limbah industri adalah limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Limbah industri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu cair, padat, dan gas. Berdasarkan wawancara saya dengan bapak M. Satori, Ir., M.T., dosen Teknik Industri dan praktisi lingkungan hidup, penanggulangan limbah industry ini memerlukan alat yang khusus, dan harus berdasarkan permen KLH No 30 2009. Untuk limbah cair, diproses dalam WWTP-menjadi kandungan yang tidak berbahaya-dibungai ke laut. Untuk limbah padat juga diproses dalam sebuah alat-bisa menjadi abu/lumpur, biasanya disimpan karena kebanyakan limbahnya mengandung b3. “Limbah padat b3 harus dimusnahkan di incenerator, kalo non b3, untuk limbah padat sisa produksi biasanya dikerjasamapan dengan pihak ketiga untu daur ulang,” jelas Pak Satori, yang juga baru pulang dari Singapura dalam acara bertema lingkungan hidup juga.

Namun, ada juga limbah industri yang bisa dimanfaatkan, seperti pabrik oli, limbah olinya bisa digunakan menjadi oli lagi. Kemudian ada beberapa penelitian juga tentang pemanfaatan limbah dari industri ini. “Sebaiknya industri menerapkan EPR (extended producer responsibilities), dan 3R (reduce, reuse, recycle).” Begitulah saran Pak Satori pada seluruh pabrik industri.
Pada dasarnya bumi ini adalah jiwa kita, kita yang merusak, kita juga yang akan merasakan kerusakannya. Jadi, hargailah bumi seperti sebagaimana kita menghargai jiwa kita. Entah itu kita sebagai masyarakat, ataupun para pemilik pabrik industry, semua berkewajiban untuk menjaga lingkungan.

*disari dari berbagai sumber